Minggu, 29 Oktober 2017

YUK, JADIKAN BERMAIN DAN GADGET BERNILAI POSITIF BAGI ANAK



Bermain merupakan sesuatu yang tidak terlepas dari kegiatan anak sehari-hari karena selain menyenangkan, bermain juga dapat menambah keceriaan anak. Dunia bermain bukan hanya sebatas kegiatan atau interaksi yang membuat anak betah dan merasa senang dengan sesuatu yang dilakukannya. Permainan yang dimaksud tentunya haruslah mempunyai nilai plus diantaranya berupa manfaat untuk Perkembangan fisik, Keterampilan motorik, Perkembangan kognitif, Perkembangan Sosial dan Perkembangan emosional.

Dunia bermain yang baik juga dapat menanamkan kepribadian baik dan memberikan hal positif dalam tumbuh kembang anak. Berikut merupakan beberapa tips bermain pada anak yang dapat memberi nilai plus positif :

1.      Berikan Permainan yang Tepat dan Dapat Mengasah Kemampuannya
Anak sangat suka bermain, berikan permainan sesuai dengan usianya saat ini. Pada umumnya anak usia dibawah 1 tahun biasanya diberikan mainan sederhana seperti musik box, soft toys, teething toys. Sedangkan untuk anak 2-5 tahun sudah diperkenalkan dengan sepeda, berimajinasi dengan bonekanya, melukis, menempel gambar. Untuk anak 5 tahun keatas, mereka sudah bisa diajarkan menulis, membaca dan kegiatan yang lebih aktif lagi. Meskipun anak sudah diberikan berbagai mainan sesuai usianya, komunikasi dan interaksi orang tua juga orang terdekat tentu masih sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan mendampingi buah hati.

2.      Kembangkan Bakat dan Minat Anak yang Sudah Dimiliki
Bakat anak biasanya sudah terlihat ketika usia mereka masih balita, misalkan anak sudah terlihat pintar menghapal angka dan menghitung mainan-mainannya maka disi;tu sudah terlihat bahwa anak pintar berhitung. Asah bakat anak dengan permainan yang berhubungan dengan matematika karena bisa jadi suatu saat ia menjadi ahlinya di bidang tersebut. Lebih baik mengasah bakat yang dimilikinya daripada mencekoki anak untuk bisa mengusai bidang yang orang tuanya senangi padahal anak sama sekali tidak berminat.

3.      Mengajarkan Sesuatu Dengan Cara yang Disukainya
Sisipkan hal yang perlu anak pelajari di dalam permainannya tersebut atau biasa kita dengar istilah bermain sambil belajar. Jika anak sangat aktif dan suka sekali bergerak, coba berikan games seru yang dapat melatih fisik dan kepandaiannya. 

Hal yang tak kalah penting juga ialah mengembangkan kecerdasan spiritual yang mana kecerdasan ini erat kaitannya dengan keadaan jiwa dan bathin seseorang guna membangun diri dengan nilai-nilai positif. Kecerdasan spiritual baiknya orang tua bina dan tingkatkan sedini mungkin pada anak dengan mengajarkan dasar-dasar agama melalui penyampaian yang anak sukai seperti misalkan menceritakan kisah nabi dan rasul sebelum anak tidur dan mengajarkan doa sehari-hari kepada anak dengan cara dinyanyikan supaya anak mudah menghafalkannya.

4.      Tempatkan Anak di Lingkungan Bermain yang Baik
Orang yang berkualitas biasanya mereka tumbuh dan berada di lingkungan yang baik. Lingkungan bisa mempengaruhi bahkan membentuk karakter seseorang tanpa disadari. Jangan biarkan begitu saja anak bermain di lingkungan yang terdapat banyak anak nakalnya dimana mereka terbiasa berbicara kasar, suka berkelahi, bahkan sampai mencuri. Awasi selalu anak ketika sedang bermain dengan teman-temannya apalagi jika Anda memang terpaksa sudah tinggal di lingkungan yang kurang baik.
Berikan nasihat atau sedikit hukuman yang bisa membuat anak jera jika memang anak menjadi nakal dan beritahu secara tegas mana yang baik dan mana yang buruk untuk dilakukan. Baiknya batasi anak untuk bergaul dilingkungan yang kurang baik. Lebih baik anak bermain di rumah dengan sedikit teman atau di tempat lain yang teman-teman bermainnya baik.

5.      Perkenalkan Dengan Permainan Tradisional
Adapun manfaat permainan tradisional yang dapat mempengaruhi perkembangan anak diantaranya yaitu Mengembangkan kecerdasan emosional dan intelektual pada anak, Mengembangkan daya kreatifitas, dan Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

Meskipun realita yang kita lihat saat ini bahwa Gadget sudah mulai menguasai kehidupan. Banyak anak yang lebih memilih gadget dibanding permainan tradisional karena berbagai alasan seperti lebih praktis, bisa dimainkan dimana saja, simpel karena hanya bermodalkan smartphone dan jaringan internet. Gadget seakan sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari bagi penggunaannya.

Tidak dapat dipungkiri walaupun memang banyak aplikasi dalam smartphone atau games yang dapat digunakan sebagai media belajar anak namun kenyataannya masih ada manfaat permainan tradisional yang tidak bisa digantikan oleh gadget. Permainan tradisional dapat melatih kreatifitas anak untuk menumpahkan imajinasinya secara langsung dan dapat meningkatan kemampuan bersosialisasi anak sebab mereka bermain dengan bergaul bersama teman-temannya yang lain.

Lalu, perlukah anak diperkenalkan dengan Dunia Virtual ?
Dunia Virtual menurut wikipedia adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer, suatu lingkungan yang ditiru atau hanya ada dalam imajinasi.

Seperti yang sering kita lihat dan amati bahwa Dunia Virtual yang biasa akrab dengan anak ialah Gadget. Banyak orang tua yang memberikan gadget pada anak dengan alasan supaya anak merasa nyaman dan tidak rewel. Tidak baik sebenarnya membiarkan begitu saja anak bermain game maupun mengakses youtube tanpa pengawasan orang tua. Perlu diketahui beberapa bahaya penggunaan gadget yang kurang tepat pada anak, diantaranya :
(a) Menyebabkan kecanduan bermain gadget
(b) Gangguan terhadap perkembangan otak dan mental
(c) Malas melakukan hal pokok seperti mandi, makan, istirahat
(d) Rentan membuka situs online yang tidak layak dilihat anak dibawah umur
(e) Obesitas karena malas beraktivitas
(f) Bermasalah dengan komunikasinya dan cenderung tertutup.

Sebenarnya pada usia berapa sih anak mulai bisa dikenalkan dengan gadget? Jangan terlalu terburu-buru mengenalkan gadget pada anak jika memang anak tidak merengek ingin memainkannya. Namun sebenarnya anak bisa mulai diperkenalkan gadget ketika anak bisa mengerti dan mempelajari bentuk, suara dan warna. Biasanya  ketika anak mulai memasuki usia pra sekolah atau usia 3 tahun keatas dengan catatan harus tetap di dampingi orang tua. Berbeda dengan anak dibawah 3 tahun, sebaiknya mereka jangan diberikan dahulu permainan dari jenis tablet, smartphone, komputer dan laptop. Hal ini sesuai dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh The American Academy of Pediatrics yang menyebutkan bahwa sebaiknya anak dibawah usia 2 tahun tidak diperkenalkan dengan dunia virtual karena dapat menghambat sensor motoriknya. Anak bisa jadi asik dengan dunianya sendiri bahkan dapat menjadi pemicu keterlambatan berbicara.

Gadget atau gawai sepertinya sudah menjadi hal yang mudah dinikmati oleh anak seiring perkembangan globalisasi yang kian lama kian menjadikan teknologi sebagai hal pokok guna menjadi media hiburan, mendapatkan informasi maupun media komunikasi, dan sebagainya. Sebagai orang tua sudah seharusnya bisa dengan bijak menempatkan sesuatu yang baik untuk menunjang perkembangan anak. Namun bagaimana jika ternyata dampak negatif gadget sudah terlihat pada anak. Berikut beberapa cara untuk menyiasatinya :

1.      Batasi Waktu Anak Bermain Gadget
Orang tua harus bijak mengatur waktu dan membatasi penggunaan gadget sehingga anak tidak kecanduan. Seperti misalkan membatasi penggunaannya hanya satu jam sehari dengan menggunakan waktu off otomatis yang bisa kita atur, sudah banyak jenis smartphone yang memungkinkan untuk mengaktifkan on/off secara otomatis. Siasati sebisa mungkin supaya anak tidak seharian non stop terpaku pada layar gadgetnya. 

2.      Alihkan Perhatian Anak Dengan Kegiatan yang Anak Sukai
Setiap anak pasti punya hobi dan minat yang positif terhadap hal-hal diluar dunia virtual. Orang tua baiknya mendukung anak untuk melakukan hobinya tersebut meskipun agak sedikit menguras energi. Berikan perhatian untuk anak dan luangkan waktu sebisa mungkin untuk mendampingi anak bermain, agar anak mulai bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Baiknya lagi, anak yang dididik di lingkungan baik dengan mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tuanya ia dapat tumbuh menjadi individu positif, ceria, mempunyai rasa belas kasih dan mampu mengendalikan diri juga mudah beradaptasi.

3.      Mambatasi Penggunan Internet
Gadget yang canggih tidak terlepas penggunaannya dari jaringan internet yang mendukung. Dewasa ini berbagai situs dan media sosial semakin mudah diakses tak terkecuali oleh anak-anak. Orang tua harus dapat mengkontrol penggunaan internet pada anak dengan tidak membiarkan anak berselancar di dunia virtual begitu saja tanpa diawasi.
Seperti yang kita ketahui bahwa ketika kita browsing video edukasi anak atau game online ada saja situs atau game berkonten dewasa bisa dengan mudah muncul tanpa sengaja di cari. Miris rasanya jika anak-anak yang masih polos membuka situs tersebut. Waduh sebagai orang tua bisa kecolongan nih kita. Bahaya

4.      Anak Adalah Peniru yang Baik, Maka Berikan Contoh yang Baik
Usahakan orang tua atau orang-orang terdekat anak untuk tidak bermain gadget dengan asiknya sampai tidak menghiraukan anak yang sedang bercanda atau mengajak kita bermain. Saking asiknya tak terasa kita hanya menanggapi anak seperlunya, perhatian kita lebih tertuju pada layar samartphone dibandingkan anak. Sehingga anak menjadi penasaran dengan keseruan apa yang sebenarnya ada pada gadget. Anak akan mencari tahu dan menemukan keasyikan di dalam gadget yang akhirnya membuat anak jadi tidak mau lepas dari gadget. Kalau sudah begini sulit sepertinya untuk melepaskan gadget dari genggaman anak jika kita saja belum bisa memberikan contoh yang baik. Yuk Intropeksi.

5.      Luangkan Waktu Anda Untuk Bermain Dan Berinteraksi Dengan Anak
Sesibuk apapun, baiknya orang tua harus tetap bisa menyisihkan waktunya untuk menemani dan mengajak anak bermain. Sesekali ajak anak bermain ke tempat rekreasi yang mereka sukai. Jangan lupa juga untuk menjalin interaksi, ajak anak berinteraksi di sela-sela waktu luang kita agar anak merasa dekat dan nyaman bercerita kepada kita. Kita sebagai orang tua harus antusias menanggapi pembicaraan anak supaya anak merasa senang karena diperhatikan. Bangun kedekatan senyaman mungkin bagi anak untuk berbagi cerita, menjadi orang tua yang sekaligus dapat menjadi teman dekat untuk anak.

Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan keceriaan, bermain dan belajar. Sebagai orang tua yang bijak hendaknya kita bisa memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk buah hati tercinta agar kelak dapat tumbuh menjadi generasi yang positif, berkualitas dan bermanfaat bagi sekitarnya.

POTRET GENERASI MILENIAL INDONESIA

                                    " Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia..."                                ...