Bermain merupakan
sesuatu yang tidak terlepas dari kegiatan anak sehari-hari karena selain
menyenangkan, bermain juga dapat menambah keceriaan anak. Dunia bermain bukan hanya sebatas kegiatan
atau interaksi yang
membuat anak betah dan merasa senang dengan sesuatu yang dilakukannya. Permainan
yang dimaksud tentunya haruslah mempunyai nilai plus diantaranya berupa manfaat
untuk Perkembangan
fisik, Keterampilan motorik, Perkembangan kognitif, Perkembangan Sosial dan Perkembangan emosional.
Dunia
bermain yang baik juga dapat menanamkan kepribadian baik dan memberikan hal
positif dalam tumbuh kembang anak.
Berikut merupakan beberapa tips bermain pada anak yang dapat memberi nilai plus positif :
1. Berikan
Permainan
yang
Tepat
dan
Dapat
Mengasah
Kemampuannya
Anak
sangat suka bermain, berikan permainan sesuai dengan usianya saat ini. Pada
umumnya anak usia dibawah 1 tahun biasanya diberikan mainan sederhana seperti
musik box, soft toys, teething toys. Sedangkan untuk anak 2-5 tahun sudah
diperkenalkan dengan sepeda, berimajinasi dengan bonekanya, melukis, menempel
gambar. Untuk anak 5 tahun keatas, mereka sudah bisa diajarkan menulis, membaca
dan kegiatan yang lebih aktif lagi. Meskipun anak sudah diberikan berbagai
mainan sesuai usianya, komunikasi dan interaksi orang tua juga orang terdekat tentu
masih sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan mendampingi buah hati.
2. Kembangkan
Bakat
dan
Minat
Anak
yang Sudah
Dimiliki
Bakat
anak biasanya sudah terlihat ketika usia mereka masih balita, misalkan anak
sudah terlihat pintar menghapal angka dan menghitung mainan-mainannya maka disi;tu
sudah terlihat bahwa anak pintar berhitung. Asah bakat anak dengan permainan yang
berhubungan dengan matematika karena bisa jadi suatu saat ia menjadi ahlinya di
bidang tersebut. Lebih baik mengasah bakat yang dimilikinya daripada mencekoki
anak untuk bisa mengusai bidang yang orang tuanya senangi padahal anak sama
sekali tidak berminat.
3. Mengajarkan Sesuatu Dengan
Cara
yang Disukainya
Sisipkan
hal yang perlu anak pelajari di dalam permainannya tersebut atau biasa kita
dengar istilah bermain sambil belajar. Jika anak sangat aktif dan suka sekali
bergerak, coba berikan games seru yang dapat melatih fisik dan kepandaiannya.
Hal yang tak kalah penting juga ialah mengembangkan kecerdasan
spiritual yang mana kecerdasan ini erat kaitannya dengan
keadaan jiwa dan bathin seseorang guna membangun diri dengan nilai-nilai
positif. Kecerdasan spiritual baiknya orang tua bina dan tingkatkan sedini mungkin pada
anak dengan mengajarkan dasar-dasar agama melalui penyampaian yang anak sukai seperti misalkan menceritakan kisah
nabi dan rasul sebelum anak
tidur dan mengajarkan doa sehari-hari kepada anak dengan cara dinyanyikan supaya
anak mudah menghafalkannya.
4. Tempatkan
Anak
di Lingkungan
Bermain
yang Baik
Orang
yang berkualitas biasanya mereka tumbuh dan berada di lingkungan yang baik. Lingkungan
bisa mempengaruhi bahkan membentuk karakter seseorang tanpa disadari. Jangan
biarkan begitu saja anak bermain di lingkungan yang terdapat banyak anak nakalnya
dimana mereka terbiasa berbicara kasar, suka berkelahi, bahkan sampai mencuri. Awasi
selalu anak ketika sedang bermain dengan teman-temannya apalagi jika Anda
memang terpaksa sudah tinggal di lingkungan yang kurang baik.
Berikan
nasihat atau sedikit hukuman yang bisa membuat anak jera jika memang anak
menjadi nakal dan beritahu secara tegas mana yang baik dan mana yang buruk
untuk dilakukan. Baiknya batasi anak untuk bergaul dilingkungan yang kurang
baik. Lebih baik anak bermain di rumah dengan sedikit teman atau di tempat lain
yang teman-teman bermainnya baik.
5. Perkenalkan Dengan Permainan Tradisional
Adapun
manfaat permainan tradisional yang dapat mempengaruhi perkembangan anak diantaranya
yaitu Mengembangkan kecerdasan emosional dan intelektual pada anak, Mengembangkan
daya kreatifitas, dan Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Meskipun
realita yang kita lihat saat ini bahwa Gadget sudah mulai menguasai kehidupan.
Banyak anak yang lebih memilih gadget dibanding permainan tradisional karena
berbagai alasan seperti lebih praktis, bisa dimainkan dimana saja, simpel
karena hanya bermodalkan smartphone dan jaringan internet. Gadget seakan sudah
menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari bagi penggunaannya.
Tidak
dapat dipungkiri walaupun memang banyak aplikasi dalam smartphone atau games
yang dapat digunakan sebagai media belajar anak namun kenyataannya masih ada manfaat
permainan tradisional yang tidak bisa digantikan oleh gadget. Permainan
tradisional dapat melatih kreatifitas anak untuk menumpahkan imajinasinya secara
langsung dan dapat meningkatan kemampuan bersosialisasi anak sebab mereka
bermain dengan bergaul bersama teman-temannya yang lain.
Lalu, perlukah anak diperkenalkan
dengan Dunia Virtual ?
Dunia
Virtual menurut wikipedia adalah teknologi yang membuat pengguna dapat
berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer, suatu
lingkungan yang ditiru atau hanya ada dalam imajinasi.
Seperti
yang sering kita lihat dan amati bahwa Dunia Virtual yang biasa akrab dengan
anak ialah Gadget. Banyak
orang tua yang memberikan gadget pada anak dengan alasan supaya
anak merasa nyaman dan tidak
rewel. Tidak
baik sebenarnya membiarkan begitu saja anak bermain game maupun mengakses
youtube tanpa pengawasan orang tua. Perlu diketahui beberapa bahaya penggunaan
gadget yang kurang tepat pada anak, diantaranya :
(a) Menyebabkan kecanduan bermain
gadget
(b) Gangguan
terhadap perkembangan otak dan mental
(c) Malas melakukan hal pokok seperti
mandi, makan,
istirahat
(d) Rentan membuka situs online yang
tidak layak dilihat anak dibawah umur
(e) Obesitas karena malas beraktivitas
(f) Bermasalah dengan komunikasinya dan cenderung tertutup.
Sebenarnya
pada usia berapa sih anak mulai
bisa dikenalkan dengan
gadget? Jangan
terlalu terburu-buru mengenalkan gadget pada anak jika memang anak tidak
merengek ingin memainkannya. Namun sebenarnya anak bisa mulai diperkenalkan
gadget ketika anak bisa
mengerti dan mempelajari
bentuk, suara dan warna. Biasanya ketika
anak mulai memasuki usia pra sekolah
atau
usia 3 tahun keatas dengan catatan harus tetap di dampingi orang tua. Berbeda dengan anak
dibawah 3 tahun, sebaiknya mereka jangan diberikan dahulu
permainan dari jenis tablet, smartphone, komputer dan laptop. Hal ini sesuai
dengan
salah satu penelitian yang
dilakukan oleh The American Academy of Pediatrics yang menyebutkan bahwa
sebaiknya anak dibawah usia 2 tahun tidak diperkenalkan dengan dunia virtual karena
dapat menghambat sensor motoriknya. Anak bisa jadi asik dengan
dunianya sendiri bahkan dapat menjadi pemicu keterlambatan berbicara.
Gadget atau gawai sepertinya sudah menjadi hal yang mudah dinikmati oleh
anak seiring perkembangan globalisasi yang kian lama kian menjadikan teknologi sebagai
hal pokok guna menjadi media hiburan, mendapatkan informasi
maupun media komunikasi, dan sebagainya. Sebagai orang tua sudah seharusnya bisa dengan bijak
menempatkan sesuatu yang baik untuk menunjang perkembangan anak. Namun bagaimana jika ternyata
dampak negatif gadget sudah terlihat pada anak. Berikut beberapa cara untuk menyiasatinya :
1. Batasi
Waktu
Anak
Bermain
Gadget
Orang
tua harus bijak mengatur waktu dan membatasi penggunaan gadget sehingga anak
tidak kecanduan. Seperti misalkan membatasi penggunaannya hanya satu jam sehari
dengan menggunakan waktu off otomatis yang bisa kita atur, sudah banyak jenis
smartphone yang memungkinkan untuk mengaktifkan on/off secara otomatis. Siasati
sebisa mungkin supaya anak tidak seharian non stop terpaku pada layar gadgetnya.
2. Alihkan
Perhatian
Anak
Dengan
Kegiatan
yang Anak
Sukai
Setiap
anak pasti punya hobi dan minat yang positif terhadap hal-hal diluar dunia
virtual. Orang tua baiknya mendukung anak untuk melakukan hobinya tersebut
meskipun agak sedikit menguras energi. Berikan perhatian untuk anak dan
luangkan waktu sebisa mungkin untuk mendampingi anak bermain, agar anak mulai
bisa meninggalkan kebiasaan buruknya. Baiknya lagi, anak yang dididik di
lingkungan baik dengan mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari
orang tuanya ia dapat tumbuh menjadi individu positif, ceria, mempunyai rasa
belas kasih dan mampu mengendalikan diri juga mudah beradaptasi.
3. Mambatasi Penggunan Internet
Gadget
yang canggih tidak terlepas penggunaannya dari jaringan internet yang
mendukung. Dewasa ini berbagai situs dan media sosial semakin mudah diakses tak
terkecuali oleh anak-anak. Orang tua harus dapat mengkontrol penggunaan
internet pada anak dengan tidak membiarkan anak berselancar di dunia virtual begitu
saja tanpa diawasi.
Seperti
yang kita ketahui bahwa ketika kita browsing video edukasi anak atau game
online ada saja situs atau game berkonten dewasa bisa dengan mudah muncul tanpa
sengaja di cari. Miris rasanya jika anak-anak yang masih polos membuka situs tersebut.
Waduh sebagai orang tua bisa kecolongan nih kita. Bahaya
4. Anak
Adalah
Peniru
yang Baik,
Maka Berikan Contoh
yang Baik
Usahakan
orang tua atau orang-orang terdekat anak untuk tidak bermain gadget dengan
asiknya sampai tidak menghiraukan anak yang sedang bercanda atau mengajak kita
bermain. Saking asiknya tak terasa kita hanya menanggapi anak seperlunya,
perhatian kita lebih tertuju pada layar samartphone dibandingkan anak. Sehingga
anak menjadi penasaran dengan keseruan apa yang sebenarnya ada pada gadget.
Anak akan mencari tahu dan menemukan keasyikan di dalam gadget yang akhirnya
membuat anak jadi tidak mau lepas dari gadget. Kalau sudah begini sulit
sepertinya untuk melepaskan gadget dari genggaman anak jika kita saja belum
bisa memberikan contoh yang baik. Yuk Intropeksi.
5. Luangkan
Waktu
Anda
Untuk
Bermain
Dan
Berinteraksi
Dengan
Anak
Sesibuk
apapun, baiknya orang tua harus tetap bisa menyisihkan waktunya untuk menemani
dan mengajak anak bermain. Sesekali ajak anak bermain ke tempat rekreasi yang
mereka sukai. Jangan
lupa juga untuk menjalin interaksi, ajak anak berinteraksi di sela-sela waktu
luang kita agar anak merasa dekat dan nyaman bercerita kepada kita. Kita
sebagai orang tua harus antusias menanggapi pembicaraan anak supaya anak merasa
senang karena diperhatikan. Bangun kedekatan senyaman mungkin bagi anak untuk
berbagi cerita, menjadi orang tua yang sekaligus dapat menjadi teman dekat untuk
anak.
Dunia
anak adalah dunia yang penuh dengan keceriaan, bermain dan belajar. Sebagai
orang tua yang bijak hendaknya kita bisa memberikan segala sesuatu yang terbaik
untuk buah hati tercinta agar kelak dapat tumbuh menjadi generasi yang positif,
berkualitas dan bermanfaat bagi sekitarnya.